Kabar5.id, Serang, Banten – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Serang mencatat, hingga September 2023 terdapat 50 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Serang, Banten. Kasus kekerasan ini dipengaruhi oleh faktor utama yakni gadget dan ekonomi.
“Kenapa datanya meningkat, karena adanya peluang tinggi, kepedulian masyarakat yang kurang, dan tidak teredukasi dengan baik,” ucap Ketua P2TP2A Kota Serang, Ade Jumaiah.
Ketua P2TP2A Kota Serang mengatakan, dari 50 kasus yang tercatat paling banyak kekerasan pelecehan seksual terhadap anak dan perempuan. Ade Jumaiah merasa sangat miris dengan adanya kasus kekerasan kepada anak dan perempuan yang terjadi di Kota Serang.
Baca Juga: https://kabar5.id/2023/09/13/bupati-serang-tetapkan-tanggap-darurat-bencana-kekeringan/
“Miris lah, sebagai ketua P2TP2A selalu mendapat laporan tentang kejadian yang tidak orang tua inginkan,” ujar Ade Jumaiah, di SMPN 10 Kota Serang, Rabu (13/09/2023).
“Makanya saya itu berkeliling ke sekolah sekolah untuk mensosialisasikan langsung sasarannya ke murid murid, kalau sebagai orang tua ke majelis majelis,” imbuhnya.
Demi menjaga generasi bangsa, Ade Jumaiah mengaku semangat berkeliling ke sekolah untuk mensosialisasikan kegiatan P2TP2A agar kasus kekerasan berkurang. Ade Jumaiah juga menghimbau kepada masyarakat maupun orang tua jika terdapat kekerasan kepada anak dan perempuan untuk segera melapor.
“Jika ada korban kekerasan segera lapor ke kita (P2TP2A), pelapor dan pelopor indentitasnya dilindungi,” ujar Ade Jumaiah.
Kata Ade Jumaiah, kekerasan merupakan masalah bersama yang harus diselesaikan agar tidak terjadi kasus kekerasan. “Untuk keluarga masyarakat Kota Serang harus ketat menjaga dan melindungi anak anaknya, perhatikan kepada anak, dan juga harus cerewet kepada anaknya agar terhindar dari kekerasan seksual,” jelasnya Ade Jumaiah. (Red/01).