Kabar5.id, Banten – Kecintaannya kepada bidang maritim di Indonesia membawa Eli Susiyanti fokus terhadap sekup pekerjaannya. Jauh sebelum dirinya menjabat sebagai Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Provinsi Banten, ibu dari lima anak ini telah duduk di intitusi yang mengurus ketahanan perairan nusantara.
Usai mendapat sarjana sebagau mahasiswa fakultas hukum Universitas Dipenogoro, Eli Susiyanti bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kala itu disebut sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kementrian Hukum dan Ham.
Kiprahnya di sana membawa nasib baik kepada karir selanjutnya pada 2006 di Badan Keamanan Laut (Bakamla) yakni merupakan Lembaga Pemerintah non Kementrian yang keberadaannya berada langsung di bawah Presiden. “Jadi setelah dari Kemenkumham itu 2001 sampai 2006, saya masuk ke Bakamla. Di sana berbagai posisi saya pernah saya duduki. Mulai dari Kasi Peraturan dan Perundang-undangan, Kasi Kepegawaian sampai dengan Kasi Litbang dan Kasubdit Kerjasama dalam negeri,” kata Eli Susiyanti diwawancara di ruang kerjanya, Rabu (21/08/2024).
Sambil berkarir, Eli rupanya tidak berhenti berjuang di sisi pendidikan. Sebagai seorang pegawai yang melayani negeri, baginya pengetahuan diperlukan untuk menopang kinerjanya kelak terutama untuk memajukan dan mengembangkan bidang kemaritiman ke arah yang lebih positif.
Karenanya dia memilih melanjutkan pendidikannya dengan menembuh S2 di Universitas Indonesia untuk jurusan Hukum dan S2 di Queenland University Australi dengan jurusan Human Resource Management. “Jadi menurut saya perlu dan penting pendidikan itu, makanya saya ambil S2 di UI untuk hukum dan S2 di Queend Land Australi,” ujarnya.
Eli menuturkan prosesnya menempuh pendidikan dari karir di Bakamla penuh perjuangan dan kenangan. Selayaknya kehidupan, ia selalu mengambil sisi positif dari beragam persoalan yang menerpanya kala itu.
“Yang paling diinget waktu di Kemenkumham dan Bakamla itu rutinitasnya patroli aktivitas laut-laut rawan bahaya di Indonesia karena memonitor kegiatan-kegiatan ilegal di laut. Tentu kami bekerjasama dengan unsur aparat penegak hukum juga lainya seperti TNI AL, serta melaksanakan sinkronisasi dengan 12 instansi terkait,” tuturnya.
Dari sekian banyak momen, Eli mengaku berkesempatan ikut andil dalam kasus Natuna yang menjadi isu nasional dengan membangun kerjasama informasi dari sisi data maupun informasi lainnya untuk menyelesaikan perkara tersebut.

Pengalaman luar biasa di lapangan bersama Bakamla akhirnya terhenti manakala Eli mengikuti proses open biding pejabat Eselon II di wilayah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten di akhir 2020. Dia berhasil lolos seleksi dan dilantik pada Desember tahun yang sama sebagai Kepala DKP Banten. “Saya berkiprah melalui proses open biding tahun 2020, akhir tahun di September sampai November, Desember dilantik,” kenangnya.
Dari perpektifnya usai resmi menjabat, Banten secara potensi kelautan sangat besar dengan tiga wilayah laut yaktu utara laut jawa, selatan sunda dan barat. Sumber daya ikannya sangat potensial, lanjutnya, nelayan di Provinsi Banten mencapai jumlah 32 ribu nelayan, dengan armada kapal 1.000 lebih jenisnya 90% nya nelayan kecil. “Di Banten sendiri produksi perikanan framenya cenderung meningkat, membangun sarpras peningkatan produksi perikanan di Banten, tangkap maupun budidaya, kita sudah membangun pelabuhan binuangeun, cikeusik dan cigeulis,” ungkap Eli.
Sejak bekerja hingga kini pihaknya telah melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana pendukung pengembangan potensi kelautan di Banten, seperti memperbaiki jalan di area sejumlah pelabuhan, membangun instalasi pengolahan air limbah, mendirikan tempat pelelangan ikan higienis, hingga merenovasi dermaga Cituis, merevitalisasi pabrik es balok di sejumlah titik dan lain sebagainya. Hal ini demi pencapaian produksi ikan lebih dari 300.000 ton pertahun.
“Banten tuh punya primadona dari hasil kelautannya. Tentu ini ada lobster yang memiliki BBA terbaik di dunia. Kemudian ada juga tuna, cumi, udang, ikan cakalang, ikan kembung sampai ikan layur,” jelasnya.
Tidak hanya fokus pada rantai produksi, Eli bersama DKP Banten terus membangun komunikasi baik dengan masyarakat, khususnya kaum hawa tentang edukasi manfaat makan ikan melalui program gemar ikan.
“Jadi fokusnya gak bisa hanya di tatanan produksi. Masyarakatnya juga perlu ditingkatkan pola konsumsinya sehingga terjadi supply and demand, endingnya tentu ekonominya tumbuh. Nelayannya habis jualannya, warganya juga sehat karena ikan manfaatnya banyak. Mulai dari protein, gizi dan lain sebagainya,” pungkasnya.
Kini kehidupan Eli sebagai Kepala DKP Banten selain disibukan dengan pembangunan sektor kelautan dan perikanan, juga sebagai Ibu dirinya tak lepas perharian kepada lima anaknya yang telah bekerja di perusahaan swasta, sedangkan lainnya ada juga yang kuliah di Universitas Brawijaya.
“Saya ikutin ajah passionnya anak-anak, kita orang tua hanya mendukung. Saya serahkan kepada anak masing-masing mau seperti apa mereka menempuh pendidikan maupun memilih pekerjaan,” tutupnya. (Red/01).