Akibat Tanpa Saffety, Kerap Terjadi Kecelakaan Truk Pengangkut Biomasa di Lingkungan IP PLTU 2 Labuan Banten, Diduga Ada Main Mata, APH Tutup Mata

Kabar5.id, Pandeglang, Banten – Belum lama ini, satu unit truk pengangkut Biomasa terguling di lingkungan IP PLTU 2 Labuan Banten, tepatnya di dekat masjid PLTU Labuan. Diduga, kecelakaan tersebut terjadi akibat tidak adanya Saffety prosedur pengaturan dan pengelolaan truk pengangkutan biomasa. Dan tidak lama berselang, Kamis (16/01/2025) terjadi lagi kecelakaan di wilayah bongkaran Biomasa, satu unit truk yang terguling di lokasi bongkaran Biomasa.

Kecelakaan tersebut, disinyalir akibat truk kelebihan beban muatan (Overload) akibat adanya air yang tercampur biomasa yang tertampung didalam bak truk untuk menambah volume tonase saat di timbang. Lantaran, pada truk yang terguling tersebut, kedapatan adanya terpal didasar bak yang terpasang untuk menahan air didalam bak truk agar tidak tercurah.

Betul pak itu, kecelakaan pertama terjadi pada Hari Senin tanggal 13 Januari kalau tidak salah, terjadi di lapangan pinggir Mesjid PLTU,” ungkap salah satu supir pengangkut biomasa yang enggan namanya disebutkan.

Baca Juga: https://kabar5.id/2025/01/15/gelar-syukuran-hut-ke-74-penerangan-tni-ad-penrem-132-tadulako-brigjen-tni-deni-gunawan-katakan-ini/

Pada saat itu, lanjutnya, truk tersebut dibantu oleh alat berat bisa dievakuasi. Namun memang katanya, pada hari itu menimbulkan menumpuknya truk yang hendak mengirim biomasa ke PLTU di depan Mesjid PLTU. “Tapi Alhamdulillah cepat di evakuasi truknya pakai alat berat. Dan anehnya, tidak lama berselang, hari Kamis, (16/01/2025) terjadi lagi kecelakaan di wilayah bongkaran Biomasa, gak tahu kenapa,” sambungnya.

Ditanya mengangkut apa truk yang terguling tersebut, supir itu mengatakan, itu mengangkut Biomasa yang di kirim ke IP PLTU 2 Labuan. “Ngirim biomasa itu gak tau sekam gak tau bubuk gergaji, yang jelas itu ngirim ke PLTU,” jawabnya.

Sementara itu, dihubungi melalui telephone selularnya, untuk menanyakan kaitan masih membandelnya pemasok Biomasa menggunakan plastik atau terpal di dasar bak truk pengangkut biomasa, yang diduga untuk memanipulasi hasil timbangan, perwakilan PT. Artha Daya Coalindo (ADC) yang diketahui perusahaan yang menangani Biomasa di IP PLTU 2 Labuan, Heru, menyatakan itu bukan tanggung jawabnya.

Dia mengatakan, Itu bukan dari ADC. Pemasok bukan hanya ADC saja, dan dari foto foto itu bukan ADC. “Maaf pak, coba crosss cek lagi. Itu bukan dari ADC. Pemasok bukan hanya ADC saja. Dari foto foto itu bukan ADC, terima kasih,” jawabnya ketika dihubungi melalui telephone selularnya, Kamis (16/01/2025).

Ditanya bukannya kaitan pengadaan Biomasa di IP PLTU 2 Labuan Banten itu tanggung jawab dari PT. Artha Daya Coalindo (ADC), Heru keukeuh menjawab itu bukan tanggung jawab ADC, melainkan tanggung jawab dari masing-masing PIC pemasok. “Bukan, itu tanggung jawab masing-masing pemasok, tanggung jawab masing-masing PIC pemasok,” tegasnya.

Baca Juga: https://kabar5.id/2025/01/15/istri-wapres-ri-bersama-seruni-kabinet-merah-putih-lakukan-aksi-sosial-di-dampingi-pj-ketua-tp-pkk-provinsi-banten/

Terpisah, perwakilan K3 IP PLTU 2 Labuan, Syai mengatakan, kaitan dengan kerap terjadinya kecelakaan di wilayah lingkungan PLTU 2 Labuan Banten, bisa di tanyakan langsung ke bagian Humas. “Terkait hal itu bisa langsung tanya ke bagian Humas PLTU ya,” jawabnya.

Selanjutnya, ditanya soal ada tidaknya panduan atau aturan baku untuk safety kendaraan pengangkut Biomasa agar tidak terjadi lagi kecelakaan kerja yang di bidangi K3, Syai kembali menegaskan, pertanyaan apapun kaitan PLTU harus satu pintu yakni ke bidang Humas. “Mohon maaf, pertanyaan apapun terkait PLTU harap satu pintu lewat timnya pak Doni ya,” tutupnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pengiriman Biomasa di IP PLTU 2 Labuan Banten sempat mengemuka. Pasalnya, para supliyer Biomasa untuk mensiasati volume tonase, mereka mencampur air berlebih di dalam bak truk pengangkut Biomasa dengan tujuan tonase pada saat ditimbang, membengkak hingga beberapa kali lipat. Diduga perbuatan ini melibatkan beberapa pihak guna memuluskan perbuatan mereka. Dan diduga, Aparat Penegak Hukum (APH) pun dibuat tutup mata kaitan hal ini. (M4n/02/**).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *