Di SMK Negeri 9 Pandeglang Diduga Ada Pungli Berdalih Anggaran BOS Tidak Mencukupi

Kabar5.id, Pandeglang, Banten – Sejumlah orang tua siswa kelas X di SMK Negeri 9 Pandeglang, Banten, yang terletak di Kampung Sumur Waru Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang, mengeluhkan pungutan yang dilakukan oleh dewan guru SMKN 9 kelas X.

Lantaran, wali siswa harus membayar sebesar Rp. 200 Ribu untuk kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tahun ajaran 2024/2025 yang akan dilaksanakan pada tanggal 18 februari 2025 mendatang. Padahal, kegiatan tersebut sudah didanai dari anggaran Dana Operasional Sekolah (BOS) sebesar 5 Juta rupiah.

Jadi kami orang tua siswa dituntut harus selalu punya uang untuk mendanai kegiatan kegiatan pembelajaran anak kami, karena, setiap kegiatan pembelajaran pasti dibebankan kepada kami,” ungkap sejumlah orang tua siswa yang enggan namanya disebutkan kepada sejumlah awak media, Senin (03/02/2025).

Baca Juga: https://kabar5.id/2025/02/06/gandeng-brin-dan-perguruan-tinggi-untuk-digitalisasi-pelayanan-kesehatan-pj-sekda-provinsi-banten-wujudkan-efisiensi-dan-efektivitas/

Kegiatan yang sekarang ini, kata mereka, anak anak kami kelas X, di wajibkan mengikuti kegiatan sekolah ke Baduy. Katanya, lanjutnya, itu kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tahun ajaran 2024/2025 yang akan dilaksanakan pada tanggal 18 februari 2025 mendatang di Baduy. “Kami itu tidak tahu apa itu P5 dan apa manfaatnya, yang jelas anak anak kami dipungut uang sebesar Rp. 200 Ribu untuk mengikuti kegiatan itu, yang pada akhirnya itu (Pungutan-red) menjadi beban kami,” tambah mereka.

Padahal hal tersebut tidak dibahas terlebih dahulu dengan kami wali siswa, sekolah, masih kata mereka, hanya mengirimkan surat pemberitahuan saja yang isinya pemberitahuan kepada orang tua wali siswa kelas X tentang kegiatan P5 tema kearifan lokal Saba Baduy, yang akan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 18 Februari 2025. “Dan surat pemberitahuan tersebut, di tanda tangani oleh Kepala Sekolah SMKN 9, Alan Agus Mulya, M.Pd pada tanggal 15 Januari 2025, berarti hal ini se persetujuan Kepala Sekolah,” tandas mereka.

Adanya keluhan orang tua wali siswa kelas X tersebut, dibenarkan oleh Ketua Pelaksana kegiatan Bidang Kurikulum P5, Siswanto. Menurutnya, dari jumlah siswa kelas X sebanyak 280 siswa, yang mengikuti kegiatan tersebut hanya 270 siswa. Siswanto juga mengatakan kegiatan tersebut merupakan salah satu kurikulum yang wajib di ikuti oleh seluruh siswa yang duduk di bangku kelas 10 saat ini.

Betul P5 itu merupakan salah satu program pembelajaran dari kurikulum merdeka dengan mengedepankan tema kearifan lokal di wilayah Banten secara terpadu, sehingga wajib di ikuti oleh seluruh siswa dari kelas X,” jelas Siswanto pada awak media, Selasa (04/02/2025), di jumpai di SMKN 9 Pandeglang.

Baca Juga: https://kabar5.id/2025/02/06/ucapkan-selamat-ke-pasangan-berani-gubernur-sulawesi-tengah-rusdy-mastura-mari-masyarakat-dukung-kepemimpinan-baru/

Banyak situs- situs sumber sejarah yang ada di Banten termasuk salah satunya Badak di Ujung Kulon kata Siswanto, tapi untuk saat ini sumber kegiatan kita arahkan ke tempat yang terkenal di daerah Banten yaitu Baduy. “Saya kira cocok jadi jangan hanya melihat di vidio saja tapi mereka ikut di dalamnya,” kilahnya.

Program pembelajaran kegiatan P5, sambung Siswanto, memiliki penilaian dan aturan khusus bagi siswa-siswi yang mengikutinya serta dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam satu tahun, pembelajaran tersebut merupakan salah satu program dari kurikulum merdeka. Pembelajaran P5, KATA Siswanto, di laksanakan tiga kali dalam satu tahun kebetulan untuk pelaksanaan mendatang di bulan ini, kita kolaborasikan dengan pembelajaran sejarah, yang bertujuan agar siswa-siswi tau serta memahami keragaman budaya dan sejarah.

Ditanya kaitan anggaran pungutan sebesar Rp. 200 Ribu kepada siswa kelas X, Siswanto mengatakan, tidak semua kegiatan sekolah di biayai melalui dana BOS, anggaran untuk kegiatan tersebut memang ada yaitu sebesar 5 Juta rupiah dari dana BOS namun, jumlah sebesar 5 juta tersebut tidak mencukupi untuk kegiatan itu. “Sehingga dalam segi biaya sebesar Rp. 200.000 di ambil dari masing-masing siswa kelas X,” pungkasnya. (M4n/02/**).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *