Kabar5.id, Jakarta – Badan Narkotika Nasional (BNN) menggelar pertemuan dengan Tim Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei Badan Pusat Statistik (BPS), dalam rangka Pemaparan Laporan Kemajuan Pengukuran Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia Tahun 2025.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Sudirman Gedung Tan Satrisna BNN, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (18/11/2025), dibuka secara resmi oleh Kepala BNN RI, Suyudi Ario Seto.
Dalam sambutannya, Kepala BNN RI menyampaikan apresiasi kepada Tim Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya BRIN serta Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei BPS yang selama ini telah mendukung BNN dalam pelaksanaan penelitian prevalensi penyalahgunaan narkoba yang digelar setiap dua tahun sekali. “Data hasil riset ilmiah memiliki peran sangat penting sebagai dasar setiap kebijakan pemerintah. Dan setiap kebijakan pemerintah harus memiliki landasan kajian yang kokoh sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada publik,” tegasnya.
Baca Juga: https://kabar5.id/2025/11/19/dua-pelaku-curanmor-bersenpi-di-bekuk-polresta-tangerang/
Ia menjelaskan bahwa, penelitian prevalensi penyalahgunaan narkoba merupakan bentuk riset yang unik karena berupaya mengungkap data dan fenomena yang bersifat tertutup.
“Stigma dan anggapan negatif terhadap pengguna narkoba masih menjadi tantangan, sehingga masyarakat kerap merasa kurang nyaman memberikan informasi terkait perilaku penyalahgunaan narkoba,” tambahnya.
Kepala BNN RI juga menyoroti bahwa pelaksanaan riset prevalensi membutuhkan kemampuan khusus, mengingat teknik pengumpulan data tidak sama dengan penelitian pada umumnya. Diperlukan pengalaman dan ketelitian untuk menggali informasi yang sensitif, tertutup, dan bersifat rahasia. “Dalam hal ini, Saya sangat menghargai dan mengapresiasi kemampuan tim peneliti yang sangat andal dan berpengalaman,” tegasnya.

Terkait hasil penelitian prevalensi tahun 2025, Ia menekankan bahwa apa pun temuannya harus diterima sebagai fakta objektif karena penelitian dilaksanakan dengan metodologi ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Ia berharap hasil tersebut dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai situasi terkini penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Saat ini, pengukuran prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2025 yang merupakan hasil kerja kolektif antara BNN, BRIN, dan BPS telah memasuki tahap pengolahan dan analisis data.
Dalam pemaparannya, Ketua Tim Peneliti, Drs. Masyhuri Imron, M.A., menjelaskan perkembangan pelaksanaan riset yang telah dilakukan hingga November 2025. Ia memaparkan bahwa proses pengumpulan data lapangan telah mencapai target yang ditetapkan, mencakup berbagai segmen populasi serta wilayah yang menjadi sampel penelitian. Tim juga telah melakukan serangkaian pengecekan kualitas data untuk memastikan hasil yang diperoleh valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
“Tahap analisis awal menunjukkan sejumlah pola yang perlu ditelaah lebih lanjut, terutama terkait adanya kecenderungan peningkatan penyalahguna narkoba di wilayah pedesaaan dan peningkatan jumlah penyalahguna narkoba berjenis kelamin perempuan, baik pada kategori pernah pakai maupun setahun pakai,” jelas Masyhuri.
Setelah sesi pemaparan, pertemuan dilanjutkan dengan diskusi antara Tim Peneliti dan jajaran BNN untuk membahas langkah-langkah pendalaman analisis serta penyempurnaan laporan akhir. Melalui kolaborasi lintas lembaga ini, BNN berharap hasil penelitian prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2025 dapat diselesaikan secara komprehensif dan menjadi rujukan strategis dalam perumusan kebijakan nasional yang lebih tepat sasaran.
Dengan demikian, upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) di Indonesia diharapkan semakin efektif dan berdampak nyata bagi masyarakat. (Dav/Van/**).