Kabar5.id, Kota Serang, Banten – Penanganan stunting menjadi agenda utama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Namun, penanganan masalah gizi kronis ini tidak dapat hanya bertumpu pada Dinas Kesehatan (Dinkes) saja. Pendekatan lintas sektoral menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi stunting.
Salah satu instansi yang turut berperan adalah Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten. Kepala DP3AKKB Provinsi Banten, Sitti Ma’ani Nina, menjelaskan bahwa pencegahan stunting harus dimulai sejak usia remaja, khususnya melalui sosialisasi kepada remaja putri.
“Pencegahan stunting lebih murah dibandingkan penanganan. Pencegahan ini harus dimulai sejak remaja. Remaja putri perlu diberikan tablet penambah darah di sekolah agar terhindar dari anemia,” ujar Nina.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya memperhatikan kesehatan reproduksi, seperti siklus haid yang teratur. Nina juga mengingatkan peran orang tua untuk memastikan anak-anak mereka mengonsumsi obat penambah darah saat diperlukan.

Upaya pencegahan juga dilakukan pada calon pengantin dan pasangan usia subur. “Jika ingin memiliki anak yang sehat, calon ayah yang merokok berat disarankan berhenti sementara menjelang pernikahan. Pola makan juga harus diperhatikan,” tambah Nina.
Bagi ibu hamil, Nina menekankan pentingnya pemeriksaan rutin sebanyak enam kali selama kehamilan untuk memantau pertumbuhan janin. “Selain menjaga asupan makanan, senam hamil juga diperlukan untuk memperkuat reproduksi dan memastikan bayi lahir dalam kondisi sehat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nina menjelaskan bahwa masa 1.000 hari pertama kehidupan adalah periode krusial untuk mencegah stunting. “Bayi harus mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Setelah itu, pola makan hingga usia dua tahun harus dijaga untuk memperbaiki risiko stunting,” katanya.
Nina juga menyoroti dampak jangka panjang stunting terhadap masa depan anak. “Hasil survei menunjukkan bahwa individu dengan stunting cenderung sulit mendapatkan pekerjaan meskipun memiliki pendidikan tinggi. Mereka juga berpotensi menghadapi berbagai penyakit,” tegasnya.

Dengan peran aktif berbagai pihak, termasuk DP3AKKB, Pemprov Banten berharap dapat menurunkan angka stunting di wilayahnya. Pendekatan holistik lintas sektoral ini menjadi langkah penting dalam memastikan generasi mendatang tumbuh sehat dan produktif.