Kabar5.id, Pandeglang, Banten – Pengadaan Biomasa di PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Banten 2 Labuan, kembali disoal. Pasalnya, pengiriman Biomasa masih dalam kondisi basah. Bahkan, dalam pengirimannya, berganti modus baru dengan menggunakan bak besi dilengkapi plat besi diduga sebagai penahan kadar air pada bak truk pengangkut Biomasa.
“Pengiriman Biomasa sekam dan serbuk kayu, masih dalam kondisi basah, bahkan sekarang berganti modus dengan menggunakan bak truk pengangkut Biomasa yang menggunakan bak pelat besi,” kata salah satu penyuplai biomasa yang namanya enggan di sebut kepada media ini, Rabu (26/11/2025).
Lebih lanjut dia mengatakan, tujuan dari digunakannya bak plat besi, antara lain untuk menahan kadar air di dalam bak truk, agar volume hasil timbangan lebih tinggi. “Padahal dari berita acara kesepakatan antar IP, ADC dan supplier, itu ada point bahwa biomasa dikirim dalam keadaan kering atau tidak basah, namun mereka sendiri yang melanggar,” imbuhnya.
Sementara itu, perwakilan PT. Artha Data Coalindo (ADC), Heru menampik adanya pengiriman Biomasa basah. Menurutnya, pihaknya menerima pasokan biomassa mengikuti SOP yang telah ditentukan. Untuk kegiatan diluar PLTU, itu tanggung jawab masing-masing mitra, bukan tanggung jawab kami. “Kami menerima biomassa, Pertama, sebelum masuk kami screening di tempat parkir truk. Kedua, setelah lolos kami timbang, jika terlihat netes air kami keluarkan lagi. Untuk screening kedua, jika masih netes maka truk menginap, dan keesokannya sampai aman untuk dibongkar,” kilahnya.
Jika lolos di timbangan, kita bongkar, jika dibongkar ditemukan ngebyor air maka tidak dihitung, dianggap nol pasokan kata Heru. Lebih lanjut Heru mengatakan, temuan temuan yang ada dilapangan akan kami peringatkan, dan lalu dilakukan scorsing, bagi truk jika masih nakal maka kami blacklist dan tidak boleh masuk selamanya ke PLTU. “Kami lakukan cek seperti ini karena sekarang ada penambahan pemasok baru, dan itu tanggung jawab di masing masing PIC. Jadi selama kami screening dan di dalam ada air kami tolak,” bebernya.

Namun ketika ditanya adanya modus baru yang dilakukan pengirim Biomasa dengan menggunakan plat besi untuk menahan kadar air di dalam bak Truk, perwakilan PT. Artha Data Coalindo, Heru tidak menjawab alias bungkam.
Sementara itu, Humas PT Indonesia Power, Shandy mengatakan, pengawasannya kalau sisi PLTU setelah sampai di PLTU saja. Jadi sebelum masuk jembatan timbang ada pengecekan oleh tim terkait barangnya (Biomasa-Red). “Jadi dalam segi pengawasan, IP enggak, itu mah ADC,” kata Shandy.
Baca Juga: https://kabar5.id/2025/11/19/dua-pelaku-curanmor-bersenpi-di-bekuk-polresta-tangerang/
Ditanya kaitan penggunaan plat besi didalam bak truk pengangkut Biomasa yang di temukan pada saat bongkar di dalam lingkungan PLTU, shandy heran juga saat wartawan mengirimkan fhoto penggunaan plat besi. “Itu kok ada plat besi segala, oke ijin saya sampaikan terkait info ini ke orang IP area tersebut,” pintanya.
Terpisah, Ketua LSM Forum Kedaulatan Masyarakat Banten Selatan (LSM FKMBS) Yusuf Al Bantani mengecam keras adanya dugaan permainan yang dilakukan suplier pengirim Biomasa. Patut diduga, kata Yusuf, para suplier berkerjasama dengan oknum pegawai PT. ADC dan PT. Indonesia Power untuk memuluskan kegiatan tersebut. “Tidak mungkin mereka (Suplier-Red) jalan sendiri, pastinya ada orang dalam yang ikut bermain sampai berani memasang paket besi pada truk pengangkut Biomassa,” tegasnya.
Hal ini, lanjut Yusuf, harus disikapi mengingat pengadaan pembelian Biomassa serbuk kayu dan sekam padi ini, menggunakan anggaran negara yang digelontorkan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Dengan mensiasati volume tonase, mereka diduga telah merugikan keuangan negara, dan kami dari LSM FKMBS akan menggiring persoalan ini keranah hukum, supaya Aparat Penegak Hukum (APH) menyikapi hal ini,” pungkasnya. (M4n/02/**).